Dalam penawaran asuransi marine cargo yang dipersiapkan underwriter mungkin sering dilekatkan beberapa klausula tambahan, salah satunya “Loading and Unloading Clause”. Maksud secara umum dari pelekatan klausula ini adalah untuk memperluas jenis jaminan yang ada menjadi lebih luas lagi. Namun intensi atau maksud sebenarnya bisa (saja) menimbulkan potensi dispute antara penanggung dan tertanggung.
Potensi dispute terletak pada pertanyaan berikut : Apakah yang dimaksud adalah perils-nya yang diperluas dengan duration tetap ataukah duration-nya yang diperluas dengan perils tetap ?
Cargo Insurance as Voyage Policy
Underwriter tentu sudah faham bahwa polis asuransi pengangkutan (cargo insurance) merupakan jenis voyage policy dimana periode pertanggungan didasarkan pada “perjalanan” dan bukan per “kurun waktu”. Contoh polis asuransi yang menganut periode kurun waktu (time policy) antara lain polis asuransi kendaraan bermotor, polis asuransi property, dan sebagainya.
Meskipun sifat periode pertanggungan berbeda dengan polis berbasis kurun waktu namun bahaya-bahaya yang dijamin dalam voyage policy seharusnya memenuhi syarat yang sama dengan time policy, diantaranya date of loss-nya harus terjadi dalam periode pertanggungan. Dengan demikian jika bunyi Loading and Unloading Clause hanya membicarakan tentang bahaya-nya saja yang hendak diperluas (dari sebelumnya tidak ada menjadi ada) maka pelekatan klausula ini tidak berarti dimaksudkan meng-extend atau menambah waktu “perjalanan” alias durasi polis tetap yaitu “dimulai saat barang meninggalkan gudang (from the time the goods leave the warehouse)”. Maka proses loading barang ke alat angkut tetap berada di luar definisi “perjalanan” sehingga peristiwa apa pun saat proses loading menjadi tidak akan dijamin (loading yang tercover di sini bisa jadi dalam pengertian proses loading yang terjadi atau dilakukan selama perjalanan). Inilah yang dimaksud dengan “perils-nya yang diperluas namun dengan duration tetap”.
Kemungkinan yang kedua adalah sebaliknya, duration-nya yang di-extend namun dengan perils tetap sehingga definisi transit tidak hanya mencakup “saat barang meninggalkan gudang” namun ditarik lagi lebih awal menjadi “saat barang mulai dilakukan proses loading ke alat angkut”. Di sini terjadi penambahan durasi namun sebenarnya tidak serta merta menambah perils. Bahaya-bahaya yang dijamin bisa saja tetap sama dengan yang tercover selama perjalanan. Dengan demikian, misalkan terjadi kerusakan barang saat loading, tetap perlu dianalisa kembali cause of loss-nya apakah disebutkan sebagai perils yang dijamin dalam polis atau tidak. Contoh dalam kasus gempa bumi (earthquake) yang menyebabkan barang dalam proses loading mengalami kerusakan, sedangkan polis yang dipakai adalah ICC (Institute Cargo Clause) C, maka tetap saja klaim tersebut tidak akan dijamin karena perils gempa bumi tidak disebutkan sebagai bahaya yang dijamin dalam ICC C. Ini yang dimaksud dengan kemungkinan kedua, “duration-nya yang diperluas namun dengan perils tetap”.
Akhir kata, guna menghindari potensi claim dispute di kemudian hari, alangkah baiknya apabila pelekatan Loading and Unloading Clause tidak hanya sekedar asal cantum dalam schedule polis namun perlu dijabarkan lebih lanjut secara rinci dalam redaksional klausula.
Sumber gambar : http://www.lloydsmaritimeacademy.com/event/marine-insurance-distance-learning-course
Referensi :
Kuswanto, Ir., ICAP., FIFAA. 2016. In-House Training Klaim Marine Cargo. PT Asuransi Takaful Umum. Jakarta
hop over to this site winbook tw100